GoessNews.Com – Bengkulu – Ketua Asosiasi Perusahaan Batu Bara (APBB) Provinsi Bengkulu Sutarman angkat bicara terkait turunnya harga jual batu bara di tingkat export hingga 3,34% beberapa hari ini, Senin 11 September 2023.
Menurut Sutarman, Harga batu bara di bulan September 2023 turun dan anjlok sementara permintaan export stabil untuk Cina, India dan Negara ASEAN lainya. Harga pasir hitam jatuh setelah lari kencang selama 12 hari perdagangan beruntun, Tak hanya turun, harga bahkan turun ke bawah level pisikologis US $ 160. Merujuk pada Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle kontrak September ditutup di posisi US $ 159,25 per ton atau turun 3,34% pada perdagangan Rabu 23 Agustus 2023.
Koreksi ini menunjukkan pembalikan arah, setelah harga batu bara mencatat rekor tersendiri. Sebelumnya, harga batu bara menguat selama 12 hari beruntun yang menjadi rekor terbanyak sejak Desember 2009.
Rekor ini terakhir kali tercipta pada akhir Desember 2010 atau 12 tahun terakhir. Pada saat batu bara melambung luar biasa pada 2022 lalu pun, harga batu bara tidak mampu mencetak penguatan selama 12 hari. Penguatan terlama hanya berlangsung sepuluh hari beruntun. Pelemahan batu bara dipicu oleh banyak faktor. Kabar utama datang dari tragisnya kecelakaan kerja akibat ledakan tambang batu bara di Provinsi Shaanxi, Tiongkok Utara. Ledakan ini telah merenggut 11 nyawa melayang.
Ledakan tersebut terjadi di pinggiran kota bersejarah Yan’an, sebuah daerah yang banyak aktivitas pertambangannya. Insiden tersebut terjadi pada Senin malam, dengan total 90 penambang berada di lubang tersebut selama ledakan, menurut Departemen Manajemen Darurat provinsi.
Sebagai informasi, Ledakan ini merupakan kejadian paling mematikan sejak runtuhnya tambang terbuka di Mongolia Dalam awal tahun ini, yang mengakibatkan lebih dari 50 korban jiwa. Adanya kecelakaan ini menunjukkan aktivitas China yang sedang berusaha gencar dalam meningkatkan pasokan batu baranya. Tiongkok sebagai produsen batu bara terbesar dunia akan mempengaruhi signifikan supply-demand batu bara. Jika produksi ditingkatkan signifikan, pasokan akan naik, dan menyebabkan harga tertekan.
Beralih ke India, Coal India Limited (CIL) sebagai produsen batu bara terbesar India menyatakan bahwa stok batu bara tersedia cukup tinggi untuk mempersiapkan tingginya pertmintaan ke depan dan juga siap jika ternyata permintaan malah jeblok.
Direktur CIL, Prasad, menyatakan bahwa “CIL telah berkomitmen untuk dapat memenuhi permintaan batu bara dan siap dengan situasi adanya kejatuhan permintaan secara tiba-tiba.”
CIL mencapai pertumbuhan produksi batu bara mencapai 10%, seiring dengan momentum pertumbuhan yang terjadi pada kuartal pertama silam.
Hal ini disinyalir menjadi faktor harga batu bara mengalami pelemahan hari ini, sebab tingginya pasokan dengan tidak kepastian permintaan akan menyebabkan harga malah mengalami tekanan.
Dari Eropa, industri batu bara masih menantikan kabar dari serikat pekerja Woodside Energy yang dijadwalkan akan mengumumkan keputusan pemogokan pada hari ini.
Serikat pekerja yang mewakili pekerja anjungan lepas pantai di operasi North West Shelf di Woodside telah mengancam akan melakukan pemogokan pada awal 2 September jika persyaratan mereka mengenai upah dan kondisi kerja tidak dipenuhi.
Harapan industri energi untuk terjadinya pemogokan, supaya harga batu bara melesat tampaknya masih akan sulit terjadi, sebab industri akan mengambil peluang lonjakan permintaan untuk memenuhi kebutuhan energi Eropa pada akhir tahun. Di sisi lain, serikat pekerja akan berusaha bernegosiasi untuk mengambil jalan tengah yang dibutuhakan supaya masih memiliki pekerjaan.
Kemungkinan tidak terjadinya pemogokan menyebabkan harga gas alam sebagai substitusi batu bara turut terkoreksi.Harga gas alam Eropa EU Dutch TTF (EUR) anjlok ke bawah level psikologis EUR 40 per MWh. Harga turun dalam14,27% ke 36,79 euro per mega-watt hour.(Gusmarni)