GOESSNEWS.COM – BENGKULU – Bengkulu memiliki kekayaan budaya yang khas dan autentik, salah satunya tercermin melalui wastra tradisional yang unik dan penuh makna seperti Kain Besurek. Selain Besurek, wastra Bengkulu lainnya seperti Tenun Bumpak dari Seluma, Batik Tando Pusako dari Mukomuko, Batik Sekundang dari Bengkulu Selatan, dan Batik Sungai Lemau dari Bengkulu Tengah juga turut mewarnai keberagaman motif dan teknik yang khas dari Provinsi Bengkulu.
Agar wastra unggulan Bengkulu dapat bersaing di pasar nasional maupun internasional, para pelaku UMKM wastra Bengkulu perlu melakukan inovasi dalam desain, teknik produksi, dan peningkatan kualitas produk secara menyeluruh. Sebagai bentuk nyata komitmen dan dukungan terhadap pengembangan UMKM, Bank Indonesia memiliki framework kebijakan pengembangan UMKM yang terdiri dari tiga pilar, yaitu (1) Penguatan korporatisasi, (2) Peningkatan kapasitas, danĀ 3) Akses pembiayaan. Melalui pilar peningkatan kapasitas, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu menyelenggarakan kegiatan Inkubasi Fesyen Wastra Bengkulu 2025 yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing UMKM wastra agar tetap relevan dalam dinamika pasar fesyen yang terus berkembang.
Program Inkubasi Fesyen Wastra Bengkulu 2025 dilaksanakan selama 14 hari, mulai tanggal 15 s.d. 28 Juli 2025, bertempat di SMKN 5 Kota Bengkulu. Peserta program ini merupakan hasil dari open recruitment yang berlangsung pada 27 Juni hingga 10 Juli 2025 dan telah melalui proses seleksi. Dari proses tersebut, terpilih 30 peserta yang terdiri dari 15 peserta untuk kelas desain fesyen dan 15 peserta untuk kelas produksi fesyen.
Selama 14 hari inkubasi, peserta akan mendapatkan pendampingan intensif dari para mentor profesional, serta berkolaborasi lintas kelas dalam mengolah wastra Bengkulu menjadi produk fesyen siap pakai yang modern, berdaya saing tinggi, namun tetap menjunjung nilai budaya dan dapat digunakan oleh seluruh kalangan.
Kegiatan ini berkolaborasi dengan narasumber inspiratif dan mentor dari Indonesia Fashion Chamber (IFC), yakni Bapak Wignyo Rahadi, Ibu Yufie Kartaatmaja, Ibu Elfi Lila, Bapak David Kurniawan, dan Bapak Made Weda Githa. Para mentor tersebut telah berpengalaman luas dalam mengembangkan kain tradisional Indonesia menjadi produk fesyen modern yang inklusif dan diminati pasar global. Kehadiran para mentor diharapkan dapat mentransfer pengetahuan teknis serta membangun semangat inovasi bagi para peserta.
Sebagai tindak lanjut dari program ini, busana hasil inkubasi akan menjadi bagian dari koleksi wastra unggulan Bengkulu dan akan ditampilkan pada event unggulan Bank Indonesia, yaitu BRIEF x Bencoolen Fest, sebagai ajang promosi strategis bagi UMKM di sektor wastra dan fesyen.
Terselenggaranya kegiatan ini juga tidak lepas dari dukungan SMKN 5 Kota Bengkulu yang telah menyediakan fasilitas ruang belajar selama inkubasi berlangsung. Sinergi antara dunia pendidikan dan industri seperti ini menjadi langkah penting dalam mencetak generasi kreatif dan profesional di bidang ekonomi kreatif.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu berharap melalui kegiatan ini, kualitas SDM usia produktif di Bengkulu dapat meningkat, sekaligus mendorong kemajuan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif daerah melalui wastra yang naik kelas dan mendunia.**Gus